21/05/2025

Fakultas Pertanian

Universitas Gajah Putih

STOP BAHAN KIMIA BERALIH KE ORGANIK

2 min read

Takengon. Penggunaan bahan kimia untuk mengelola kebun atau lahan pertanian dikalangan petani Aceh Tengah masih banyak ditemukan.

Hal itu diungkapkan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Gajah Putih Takengon, Eliyin. S.Hut.MP.

Kedepan, peran pemerintah dan perguruan tinggi untuk diperkuat agar merubah kebiasaan dari menggunakan zat kimia atau herbisida menjadi ke bahan-bahan organic.

“Peran dari pemerintah karena mereka ada penyuluh. Termasuk perguruan tinggi juga harus berpartisipasi, marilah kita untuk bersama merubah kebiasaan yang selama ini menggunakan herbisida anorganik ke bahan-bahan organic,” ujar Dekan Fakultas Pertanian Universitas Gajah Putih Takengon, Eliyin. S.Hut.MP, Selasa (15/10/2019)

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Gajah Putih Takengon, Eliyin. S.Hut.MP. mengajak masyarakat untuk membudayakan pengolahan perkebunan kopi yang berkelanjutan, yaitu dengan cara pengelolaan tanah berdasarkan kaedah-kaedah konservasi tanah dan air.

Berbagai bahan kimia pertanian cenderung bersifat toksik dan penyimpanannya dalam jumlah besar memiliki risiko bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Di berbagai negara, pembelian bahan kimia pertanian dalam jumlah besar membutuhkan persetujuan instansi terkait demi membatasi kadar paparan bahan kimia terhadap lingkungan dan manusia di daerah penerapannya. Hukuman berat dapat dikenakan akibat penyalahgunaan, termasuk penyimpanan yang tidak sesuai yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Di pertanian, fasilitas penyimpanan yang layak dan pelabelan, perlengkapan dan prosedur penanganan kondisi darurat, aplikasi dan pembuangan, serta peralatan dan prosedur penanganan keselamatan, sering kali menjadi aturan dan standar penting. Biasanya, peraturan ditegakkan melalui proses registrasi. Misalnya hormon BST, meskipun banyak digunakan.

“Jangan lagi menggunakan bahan-bahan kimia dalam pengelolaan kebun. Dan Pemerintah juga jangan lagi subsidi bahan-bahan kimia ke masyarakat, seperti pupuk, pestisida dan fungisida anorganik,” demikian Dekan Fakultas Pertanian Universitas Gajah Putih Takengon, Eliyin. S.Hut.MP.

Spread the love

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *